Jumat, 22 Mei 2015

Tingginya Pertumbuhan Penduduk yang Tidak Seimbang dengan Kematian

Angka kelahiran di Indonesia lebih tinggi dari angka kematian dala setiap harinya, oleh karena itu setiap hari jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah. Namun, kondisi lahan tempat tinggal di kota besar sudah berkurang. Berdasarkan pertambahan penduduk yang semakin meningkat, pemerintah harus bisa menyediakan lapangan kerja, pendidikan dan layanan kesehatan bagi para penduduknya. Pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi berdampak pada semua aspek kehidupan masyarakat. 
Penyebab terjadinya kepadatan penduduk antara lain uranisasi, pelajar yang mengambil studi tingkat lanjut, jumlah kelahiran melebihi jumlah kematian dan menurunnya minat masyarakat terhadap program keluarga berencana (KB). Salah satu dampak pertumbuhan penduduk yang telalu tinggi yaitu berkurangnya lahan hijau di kota besar seperti di Jakarta, lahan hijau digunakan untuk pembangunan pemukiman warga, perkantoran, mall dan industri-industri lain. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, DKI Jakarta memiliki penduduk 9.588.198 jiwa (wikipedia). Penduduk yang memiliki ekonomi rendah rela mendirikan rumah di tanah sempit sehingga menyebabkan terbentuknya pemukiman yang kumuh. Sampah dan limbah pabrik juga akan meningkat seiring dengan kepadatan penduduk. Keetersediaan air bersih yang berkurang juga menjadi salah satu dampak dari kepadatan penduduk yang memenuhi lahan hijau. Dampak lain dari kepadatan penduduk antara lain terjadinya banjir dan polusi udara.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dilakukannya pemerataan penduduk dengan program transmigrasi, ketegasan pemerintah terhadap usia minimum pernikahan, standarisasi fasilitas pendidikan dan fasilitas publik, sosialisasi khususnya bagi pria dan upaya lainnya yang dapat mengurangi tingginya pertumbuhan penduduk.

Jumat, 08 Mei 2015

Perkembangan Penduduk

Pengertian Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk diakibatkan oleh tiga komponen yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi.
1.        Fertilitas
Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir hidup.
2.        Mortalitas
Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam bidang ekonomi dan kesehatan.
3.        Migrasi
Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan penarik bagi orang-orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi termasuk transportasi semakin lancar.

Teori Pertumbuhan Penduduk
Analisis pertumbuhan penduduk dilakukan secara sistematis mulai abad ke 18. Beberapa teori pertumbuhan penduduk dapat dilihat sebagai berikut.
1.        Teori Malthus Tentang Penduduk
Orang pertama yang menulis secara sistematis tentang bahaya daripada pada pertumbuhan penduduk adalah Thomas Malthus. Ia adalah salah seorang pendeta dan juga ahli politik ekonomi bangsa Inggris. Pada tahun 1978 ia menerbitkan buku analisis kependudukan berjudul “Essay On The Principle of Population” dan mempertahankan pendapatnya bahwa “natural law” atau hukum alamiah yang mempengaruhi atau menentukan pertumbuhan penduduk. Menurut Malthus, penduduk akan selalu bertambah lebih cepat dibandingkan dengan pertambahan bahan makanan, kecuali terhambat oleh karena apa yang ia sebutkan sebagai moral restrains, seperti misalnya wabah penyakit atau malapetaka.
2.        Teori Transisi Demografi

Pertumbuhan penduduk di belahan dunia sebelah barat tidak dapat dijelaskan hanya oleh teori Malthus saja. Selama dan setelah revoluasi industri, banyak negara barat mengalami fenomena pertumbuhan yang terus berlangsung hingga abad ke-20 setelah perang Dunia Ke-1,beberapa diantara negara-negara itu seperti Perancis, Inggris dan Skandinavia menunjukkan bahwa pertumbuhannya telah terhenti atau adanya gejala akan berhenti. Oleh karena itu perlu adanya teori baru yang dapat menjelaskan pertumbuhan yang eksplosif sifatnya dan juga pertumbuhan yang terhenti-henti sifatnya. Observasi ini digarap secara sistematis oleh para ahli demografi berkebangsaan Amerika Warren Thompson pada tahun 1929 dan diberi nama hipotesis transisi demografi. Thompson dan kawan-kawannya terus menghaluskan hipotesisnya secara sistematis dan sekarang dikenal dengan nama “theory of the demografic transition” atau teori transisi demografi. Teori ini menggambarkan empat proporsi yang saling berhubungan yang dinyatakan menurut tahap-tahap sesuai dengan pertumbuhan dan berubahnya keadaan penduduk.

Senin, 20 April 2015

Krisis Air Bersih

Indonesia mengalami peningkatan intensitas dan frekuensi perubahan cuaca yang ekstrim dan mengkhawatirkan. Permasalahan seperti banjir, kekeringan dan kejadian-kejadian yang berawal dari penebangan hutan secara ilegal dan kerusakan hutan sering terjadi secara berulang belakangan di Indonesia. Masalah pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan kelangkaan air bersih menjadi masalah yang menonjol pada musin kemarau. Kelangkaan air bersih semakin bertambah parah setiap tahun akibat bertambahnya penduduk dan meningkatnya kegiatan ekonomi. 
Salah satu daerah yang mengalami kelangkaan air bersih yaitu pada daerah Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur mengatakan kondisi mata air di Jawa Timur sudah cukup kritis sehingga ketersediaan air bersih sudah cukup langka. Berdasarkan laporan yang diperoleh Gubernur Jawa Timur diketahui dari 117 mata air yang ada, kini tersisa 53 sumber. Bahkan, ketika musim kemarau datang, sumber air hanya tersisa tiga. Upaya menyelamatkan sumber mata air dari kerusakan dengan melakukan konservasi melalui penanaman pohon di daerah sumber mata air, serta di sekitar daerah aliran sungai diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tak hanya di Jawa Timur, krisis air bersih terjadi di banyak kota di Indonesia, termasuk di ibukota RI, DKI Jakarta.  Dari data penelitian, 125 juta (65 persen) penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang kapasitas kandungan airnya hanya 4,5 persen saja.
Kerusakan lahan dan hutan menjadi salah satu penyebab menipisnya persediaan air bersih. Kerusakan lahan merupakan faktor utama penyebab besarnya erosi dalam sebuah ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) sehingga dapat mengganggu pasokan atau ketersediaan air untuk air minum dan air untuk mendukung kegiatan-kegiatan domestik, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pertanian, industri dan sebagainya. Kerusakan hutan juga berdampak terhadap kesehatan. Tentang dampak yang membahayakan kesehatan itu, peneliti Sarah Olson dari Universitas Wisconsin, Amerika Serikat, dalam laporan penelitiannya di jurnal Emerging Infectious Diseases (2010) mengatakan, pengundulan hutan di Amazon membantu nyamuk berkembang dan menyebabkan angka malaria melonjak.
Permasalahan tersebut dapat diminimalisir dengan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan, seperti pelestarian hutan. Penebangan hutan yang semakin marak terjadi di Indonesia. Semakin tingginya pembangunan gedung-gedung membuat lahan di Indonesia berkurang. Penanaman pohon kembali menjadi salah satu kegiatan pelestarian lingkungan. Pohon-pohon yang ditanam sebaiknya juga dipelihara sampai pohon itu jadi dan bermanfaat bagi semua. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki jaringan hidrologi tiap wilayah sungai sebagai pendeteksi perubahan ketersediaan air serta pengolahan air dan sumber air. Pembangunan waduk juga perlu dilakukan untuk menampung air di musim penghujan yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau. Pemerintah juga dapat bekerja sama dengan para warga untuk mencari solusi lain untuk mengatasi permasalahan krisis air yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Sumber berita:

Minggu, 12 April 2015

Sumber Daya Alam

Pengertian Dasar Sumber Daya Alam
Sumber daya alam (SDA) merupakan hal-hal yang ditemukan di sekeliling alam yang memiliki kegunaan dan memiliki nilai. Hal-hal yang ditemukan namun tidak diketahui kegunaannya dan tidak memiliki nilai tidak dapat dikatakan sebagai sumber daya alam. Nilai yang dimaksud yaitu memiliki kegunaan dan tersedia dalam jumlah besar sehingga dapat memenuhi permintaan atau kebutuhan manusia.
Sumber daya alam (SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Sumber daya alam tidak hanya mencakup komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Secara teori, hal-hal dapat dikatakan sebagai sumber daya alam jika memenuhi persyaratan seperti:
1.         Sesuatu itu ada atau tersedia
2.         Dapat diambil dan digunakan
3.         Memiliki manfaat

Jenis-Jenis Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis sumber daya alam berdasarkan wujud fisiknya dapat diklasifikasikan menjadi sumber daya lahan, sumber daya hutan, sumber daya air dan sumber daya mineral. Sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam tak dapat diperbaharui.
Sumber daya alam yang dapat diperbaharui merupakan kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan. Contoh sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga agar terus berkelanjutan. Sumber daya alam tak dapat diperbaharui merupakan sumber daya alam yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Contoh sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui yaitu minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya karena pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas.
Sumber daya alam berdasarkan potensi penggunaannya dibagi beberapa macam yaitu sumber daya alam materi, sumber daya alam energi dan sumber daya alam ruang. Sumber daya alam materi merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya, misalnya seperti batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya. Sumber daya alam energi merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya, misalnya seperti batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut  laut, kincir angin, dan lain-lain. Sumber daya alam ruang merupakan sumber daya alam yang beruparuang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.

Pengelolaan Sumber Daya Alam
Tingkat ketersediaan dan kelangkaan sumberdaya memberikan indikasi tentang bagaimana seharusnya mengelola sumber daya yang langka dimaksud agar tidak mengancam kelestariannya dengan tanpa dan atau meminimalkan terjadinya degradasi lingkungan. Macam dan karakterisasi sumberdaya tidak hanya menggambarkan bagaimana pentingnya sumber daya tersebut tetapi yang lebih penting adalah bagaimana sebaiknya sumber daya itu dikelola agar memenuhi kebutuhan manusia tidak hanya masa kini, tapi juga masa yang akan datang. Pengelolaan sumber daya alam dapat dilakukan dengan memeprhatikan 4 hal seperti berikut.
1.  biaya pengambilan atau penggalian semakin tinggi dengan semakin menipisnya persediaan SDA tersebut
2.  kenaikan dalam biaya pengambilan atau penggalian SDA akan diperkecil dengan diketemukannya deposit baru serta adanya teknologi baru
3.    sebidang tanah tidak hanya bernilai tinggi karena adanya sumberdaya mineral yang terkandung di dalamnya, tetapi juga karena adanya “opportunity cost” berupa keindahan alam itu
4.   perlu diingat dan dibedakan antara penggunaan sumber daya yang bersifat dapat dikembalikan lagi dan penggunaan sumber daya yang tak dapat dikembalikan ke keadaan semula (irreversible)


Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Pemanfaatan sumber daya alam diperlukan prinsip ekoefisiensi. Ekoefisiensi maksudnya yaitu manusia dalam memanfaatkan atau menggunakan sumber daya alam yang ada tidak boleh merusak ekosistem. Pada masa kini tidak jarang ekosistem yang mengalami kerusakan karena pembangunan. Namun, pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, prioritas lain yaitu mengelola sumber daya alam dengan upaya pelestarian lingkungan. Contoh upaya pelestarian lingkungan antara lain:
1.         Pemanfaatan SDA Nabati
a.    Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti padi, jagung, ubi dan sebagainya
b.    Dimanfaatkan sebagai sumber sandang seperti serat haramay
c.  Beberapa jenis tanaman dapat dimanfaatkan sebagai minyak atsiri seperti kayu putih, sereh, kenanga, cengkeh
d.      Dimanfaatkan sebagai tanaman hias seperti anggrek
e.       Dimanfaatkan sebagai bahan baku mebel seperti meranti, rotan, bambu
f.        Dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan kencur, jahe, kunyit
g.      Dimanfaatkan sebagai keperluan industri
2.         Pemanfaatan SDA Hewani
a.       Dimanfaatkan sebagai sumber daya pangan seperti daging sapi, daging kambing
b.   Dimanfaatkan sebagai sumber kerajinan tangan seperti lokan, dirangkai menjadi perhiasan
c.  Dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai budaya manusia dan nilai kehidupan, seperti bentuk kapal selam diadopsi dari cara ikan menyelam, bentuk pesawat dari bentuk burung
3.         Pemanfaatan SDA Barang Tambang
Usaha pemanfaatan pertambangan dan bahan galian dalam pembangunan Indonesia adalah sebagai berikut:
a.  Sebagai pemenuh kebutuhan SDA barang tambang dan galian dalam negeri.
b.  Menambah pendapatan negara karena barang tambang dapat diekspor keluar negeri
c.   Memperluas lapangan kerja
d.   Memajukan bidang transportasi dan komunikasi
e.    Memajukan industri dalam negeri

Sumber :